BAB I
PENDAHULUAN
A.
Sejarah Dublin Core
"Dublin dalam nama
mengacu pada Dublin, Ohio , Amerika Serikat di mana awal mula berasal dari lokakarya
(OCLC / NCSA artikel Workshop ) yang diselenggarakan pada tahun 1995 oleh
Perpustakaan Pusat Komputer Online, Event tersebut adalah sebuah konsorsium
perpustakaan yang berbasis di sana. (NCSA is the National Center for
Supercomputing Applications .) (NCSA adalah National Center for Supercomputing
Applications .).
"Core" mengacu pada sebuah kenyataan bahwa elemen
metadata yang ditetapkan merupakan dasar Semantik dari Dublin Core didirikan
dan dikelola oleh sebuah komunitas, disiplin kelompok internasional profesional dari pustakawan, ilmu
komputer, encoding teks, museum, dan bidang terkait lainnya dari beasiswa dan
praktek.
Dublin Core Metadata Initiative ( DCMI ) didirikan
sebagai badan independen (memisahkan dari OCLC) pada tahun 2008 yang
menyediakan forum terbuka bagi pengembangan interoperable online standar
metadata untuk berbagai tujuan dan model bisnis. DCMI kegiatan meliputi
kelompok-kelompok kerja konsensus-driven, konferensi global dan lokakarya,
penghubung standar, dan upaya pendidikan untuk meningkatkan penerimaan luas
standar metadata dan praktek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dublin
Core
Dublin Core adalah set
metadata unsur yang menyediakan sekelompok kecil elemen teks melalui sebagian
besar sumber daya yang dijelaskan dengan katalog. Metadata Dublin Core
dapat menggambarkan sumber daya fisik seperti buku , bahan digital seperti video
, suara , gambar , atau teks file, dan media komposit seperti halaman web .
Metadata catatan berdasarkan Dublin Core dimaksudkan untuk digunakan pada
domain informasi silang sumber daya deskripsi dan telah menjadi standar dalam
bidang ilmu perpustakaan dan ilmu komputer . Implementasi dari Metadata Dublin
Core biasanya menggunakan XML dan Sumber Daya Deskripsi Framework berbasis internet.
Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title : judul dari sumber informasi.
2. Creator :
pencipta sumber informasi.
3. Subject : pokok
bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk
kata kunci atau nomor klasifikasi.
4. Description :
keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar isi
atau uraian.
5. Publisher :
orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi.
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan
sumber informasi.
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi.
8. Type : jenis
sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya.
9. Format : bentuk
fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber informasi.
10. Identifier :
nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi.
Contoh URL, alamat situs.
11. Source :
rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi.
12. Language :
bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi.
13. Relation :
hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya.
14. Coverage :
cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu.
15. Rights :
pemilik hak cipta sumber informasi.
Elemen- elemen diatas masih dapat
dikembangkan lagi sesuai kebutuhan sehingga informasi yang disajikan dapat
benar- benar “qualified”. Peningkatan peringkat dalam hasil pencarian search
engine adalah manfaat utama menggunakan metadata dari sudut pandang perancang
web, hasil pencarian yang lebih relevan adalah manfaat bagi pengguna.
Tujuan mereka adalah mengembangkan standar
yang memungkinkan pengindekan, katalog dan pelestarian informasi digital. Pada tahun 1995 Dublin Core Initiative mulai
mengembangkan standar untuk penemuan sumber daya elektronik di World Wide Web.
Standar-standar ini sengaja dibuat sederhana dan fleksibel, sehingga penulis
dapat memberikan metadata sendiri. Para Blogger biasanya menempatkan
metatags ditempatkan dalam bagian HEAD pada HTML code dari suatu halaman web.
The Dublin Core nama elemen yang didahului oleh 'DC'. Adapun peletakan
B. Tujuan Dublin Core
Tujuan Dublin Core adalah
mengembangkan standar yang memungkinkan pengindekan, katalog dan pelestarian
informasi digital. Dublin Core Initiative mulai mengembangkan standar untuk
penemuan sumber daya elektronik di World Wide Web. Standar-standar ini sengaja
dibuat sederhana dan fleksibel, sehingga penulis dapat memberikan metadata
sendiri. Para Blogger biasanya menempatkan metadata ditempatkan dalam
bagian HEAD pada HTML code dari suatu halaman web. The Dublin Core nama elemen
yang didahului oleh DC
Bagi pengatalog tradisional”
yang melaksanakan tugasnya berdasarkan standar-standar baku dan teruji seperti
AACR, daftar-daftar tajuk subyek atau tesaurus, daftar pengendali untuk nama (name
authority files), dan lain sebagainya, Dublin Core sangat memuaskan bagi Kelompok pakar yang menjadi pelopor dan pendukung
yang berkarya terus lewat DCMI, menerima kritik terhadap skema Dublin Core,
namun mereka mengingatkan bahwa Dublin Core punya tujuan (goals)
tertentu, dan penilaian terhadap skema ini dan produknya (metadata) seharusnya
dilakukan dengan memperhitungkan tujuan-tujuan ini. Tujuan Dublin Core ialah:
1. Kesederhanaan dalam menciptakan dan memelihara metadata. Skema
diupayakan tetap ringkas dan sesederhana mungkin agar seorang yang bukan ahli
dapat membuat cantuman sederhana untuk sumber daya informasi dengan mudah dan
murah, tetapi sekaligus cukup efektif untuk temu kembali
2. Semantik yang bisa diterima dan dimengerti secara luas. Menemukan
informasi relevan di belantara internet sering terhambat oleh perbedaan dalam
terminologi dan deskripsi antar bidang. Dublin Core membantu “turis digital” --
penelusur awam atau non-profesional – dengan menggunakan sekelompok unsur yang
maknanya sudah dikenal luas dan mudah difahami. Unsur “creator” misalnya, dapat
diterima dan dimengerti oleh ilmuwan, peneliti, maupun penggubah atau artis.
3. Cakupan internasional. Skema Dublin Core asli disusun dan dikembangkan
dalam bahasa Inggris, tapi versi bahasa asing tumbuh dan berkembang dengan
pesat. Contoh: Bahasa Finlandia, Norwegia, Thai, Jepang, Perancis, Portugis,
Jerman, Yunani, Indonesi. DCMI Localization and Internationalization Special
Interest Group mengkoordinasikan
upaya untuk menghubung-hubungkan versi-versi ini lewat suatu sarana registrasi.
Keikutsertaan wakil-wakil dari berbagai penjuru dunia menjamin bahwa
perkembangan selanjutnya akan sesuai dengan sifat multilingual dan
multikultural dunia informasi elektronik
4. Perluasan. Meskipun kesederhanaan penting dan perlu dipertahankan,
kebutuhan akan temu kembali yang tepat juga harus diperhatikan. Pengelola
Dublin Core melihat bahwa perlu ada mekanisme yang memungkinkan perluasan
kelompok unsur Dublin Core sesuai dengn kebutuhan yang timbul di lapangan.
Komunitas lain menciptakan skema metadata yang cocok untuk kebutuhan komunitas
mereka. Unsur-unsur metadata dari skema ini dapat digunakan berbarengan dengan metadata
Dublin Core untuk menunjang interoperability.